9M - Cara tercepat menuju kehancuran


9M - Cara tercepat menuju kehancuran

Sahabat Solusi, Anda boleh saja gagal asalkan Anda bangkit kembali, tetapi Anda dilarang keras melakukan Aksi 9M, karena 9M ini akan menghancurkan kehidupan Anda di Dunia dan Akhirat. Sikap dan Perilaku 9M inilah yang membuat hingga hari ini hidup seseorang hanya berjalan di tempat atau bahkan mundur teratur dan tersungkur. Apa itu 9M? 9M adalah kependekan dari Maksiat, Malas, Meremehkan, Menunda, Minder, Mengeluh, Menyalahkan, Mencari alasan, dan Menyerah.

1. Maksiat, adalah kegiatan yang secara umum menghasilkan dosa besar maupun dosa kecil. Seseorang yang berbuat maksiat membuktikan bahwa ia masih jauh dari Allah. Setiap dosa yang kita perbuat pasti akan mendapatkan hukuman dari Allah, kecuali Allah punya kehendak, salah satunya adalah Allah mau saja menghapuskan dosa seseorang asalkan orang itu mau bertaubat dan kemudian berbuat amal yang sholih.

Firman Allah, “Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh niscaya Allah akan MENGHAPUS kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar.” (Q.S. 64 : 9).

2. Malas, adalah keengganan untuk melakukan perbuatan yang baik. Termasuk keengganan untuk beribadah kepada Allah SWT. Sifat Malas inilah yang membuat pekerjaan yang sudah dimulai belum juga terselesaikan. Malas ini menular dengan sangat cepat, perhatikanlah jika ada orang yang Malas maka bisa menyebabkan orang-orang di sekitarnya turut menjadi pemalas, padahal aslinya mereka itu orang yang rajin. Dan, rupanya Malas ini termasuk ciri orang yang berperilaku munafik, dimana orang-orang munafik kelak akan menjadi bahan bakarnya api neraka.



Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan MALAS. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Q.S. 4 : 142).

3. Meremehkan, adalah sebuah sikap sombong, merasa dirinya lebih hebat dari orang lain dan merasa orang lain itu kecil di hadapannya. Meremehkan atau sombong ini membuat nilai-nilai kebaikan kita menjadi hambar terasa, dan orang lain yang berada di sekitar kita merasa kesal dengan kehadiran kita. Sikap sombong ini adalah sikap tidak menghargai kehadiran orang lain, sebuah sikap yang bisa menganiaya orang lain. Dari Iyadl Ibnu Himar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun menganiaya orang lain dan tidak ada yang bersikap SOMBONG terhadap orang lain." Riwayat Muslim. Dan Sombong atau Meremehkan ini termasuk dosa yang sangat besar yang ancamannya adalah Neraka. Sabda Rosulullah saw. “Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.” (HR. Muslim).

4. Menunda, adalah sebuah sikap efek dari Malas dan efek dari Meremehkan sebuah tugas atau pekerjaan-pekerjaan baik lainnya. Kebiasaan Menunda ini membuat efektifitas seseorang berkurang drastis. Jangan sia-siakan waktu Anda. Ingatlah bahwa waktu adalah sumber daya manusia yang sangat berharga, ia tak bisa diulang dan tak bisa diperbarukan lagi. Padahal saya yakin, tidak ada seorang pun di antara Anda yang Haknya ingin ditunda, yang kesuksesannya ingin ditunda, yang kebahagiannya ingin ditunda oleh Allah SWT. Nah itu mengapa Anda pun harus “tidak menunda” berbagai persyaratan menuju Hak, Kesuksesan, dan Kebahagiaan Anda.

Malas dan Menunda adalah sudah satu paket yang sulit dipisahkan. Maka untuk menghilangkan kebiasaan menunda maka Anda harus awali menjadi pribadi yang bukan pemalas. Ingatlah, bahwa menunda itu termasuk perbuatan zalim, sebab bisa jadi ketika Anda menunda perbuatan baik itu maka Anda sudah merusak rangkaian kebaikan yang sedang mengalir di semesta ini. Maka perhatikan hadist berikut, “Orang kaya yang menunda-nunda (mengulur-ulurkan waktu) pembayaran hutangnya adalah kezaliman.” (HR. Bukhari).

5. Minder, adalah sebuah sikap kebalikan dari meremehkan. Jika meremehkan itu merendahkan orang lain, maka minder adalah menganggap diri lebih rendah dari orang lain. Efek dari minder ini adalah tidak munculnya secara optimal kemampuan seseorang. Seseorang mungkin saja memiliki ilmu dan kecerdasan yang sangat baik, tapi disebabkan minder maka ilmu dan kecerdasannya tidak muncul optimal.

6. Mengeluh, adalah sebuah sikap yang merusak keikhlasan sehingga merusak hasil terbaik yang seharusnya bisa didapatkannya. Seseorang yang bekerja diiringi umpatan dan keluhan maka hampir dipastikan pekerjaan yang dilakukannya tidak akan berhasil optimal. Mengeluh adalah ibarat tikus yang menggerogoti kayu di rumah Anda. Jangan pernah mengeluh, tapi ikhlaskan saja apapun yang terjadi. Ketahuilah jika Anda bersabar dan berlaku ikhlas, dan lalu tak mengeluh maka insya Allah dibalik setiap kesulitan yang ada di hadapan Anda telah disediakan berbagai kenikmatan yang mungkin saja tak pernah Anda sangka sebelumnya. Sebagaimana Sabda Rosulullah saw, “Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan).” (HR. Ath-Thabrani).

7. Menyalahkan, adalah sebuah sikap pengecut dimana seseorang menyalahkan orang lain padahal hal itu adalah kesalahannya. Menyalahkan adalah sebuah sikap yang diakibatkan oleh gagalnya seseorang melakukan introspeksi diri. Ibarat seseorang yang di hidungnya terdapat kotoran yang sangat berbau, maka apapun yang ada di sekitarnya ia sangka berbau. Semuanya bau, padahal yang bau adalah dirinya. Semuanya salah, padahal kesalahan tersejati berada di dalam dirinya. Itulah orang-orang yang gagal melihat kesalahan dirinya sendiri, maka ia memiliki kecenderungan menyalahkan orang lain. Mari kita hindari sikap pengecut dan suka menyalahkan orang lain, mulailah introspeksi diri lebih baik lagi.

8. Mencari Alasan, adalah sebuah sikap yang selaras dengan suka menyalahkan orang lain. Mencari-cari alasan ini mengakibatkan seseorang gagal belajar dari kesalahannya. Biasanya orang yang ahli mencari alasan ia tidak memiliki keahlian lainyang bisa bermanfaat bagi orang lain. Para pecundang itu ahli membuat alasan, ia selalu sukses mencari berbagai alasan di balik ketidakberhasilannya, dan alasan itu sangatlah masuk akal, sebab memang kalau tak masuk akal berarti ia bukan ahli membuat alasan. Sedangkan para pemenang hanya membutuhkan satu jawaban, satu aksi nyata, untuk menutup mulut para pencemooh kehidupan.

9. Menyerah, ialah sebuah sikap tidak meneruskan apa yang telah dimulainya dan diperjuangkannya. Menyerah adalah kata mutiara bagi orang-orang yang gagal. Seorang pemenang tidak pernah menyerah dan orang yang menyerah tidak pernah menang. Jangan menyerah, jangan putus harapan, jangan pernah menjadi pecundang yang nyaris menjadi pemenang. Ketahuilah, sekitar 90% orang yang gagal adalah orang yang hampir berhasil. Ia berhenti di saat sebenarnya finish sudah di depan matanya. Ia dibutakan oleh berbagai godaan, sehingga finish pun yang sudah sebegitu dekatnya tidak mampu dilihatnya. Teruslah bergerak menuju impian Anda, tidak masalah berapa kali Anda gagal, yang penting Anda bergerak untuk kembali bangkit dari kegagalan. Gagal itu biasa, dan bangkit itu luar biasa.

"Jangan pernah menjadi pribadi yang gagal dan menyerah, tapi jadilah pribadi yang GAGAL MENYERAH !!!"

By : Kang Zen (Zen El-Fuad)
Lead Trainer S3 (spiritual Sinergi Semesta)
Email : Zenergi@rocketmail.com
Website : http://www.cahaya-semesta.com
Call us : 0813-1458-7468
BACA JUGA Tulisan-Tulisan KZ di MAJALAH KHAlifah

Lihat juga VIDEO "Jangan Menyerah"

wallahu alam


0 komentar:

Posting Komentar